Assalamu'alaikum wr.wb.

ketika bahasa tak lagi percaya pada kata. apakah yang masih bisa kita ucap? : cinta

ketika wajahmu tak lagi menampakkan kening, mata, hidung dan mulut. apakah yang masih bisa kukecup? : doa

Keluarga Muriadianoor

Keluarga Muriadianoor
Jjs sambil foto-foto ^_^

Kamis, 26 November 2009

AYO MENIKAH…

Sumber: http://binrahmad.multiply.com

Bismillahirrahmaanirrahiim...

Beberapa kali diajak diskusi dengan teman mengenai keinginan mereka untuk segera menyempurnakan dien-nya membuat saya jadi 'panas' juga akhirnya. Bukan berarti saya akan segera menikah, tetapi saya 'gerah' untuk menyampaikan pendapat saya kepada mereka yang mungkin saat ini berada pada titik keraguan atas pilihan yang membentang di depan mata.

Setiap kita pasti punya rencana, proyeksi dan target yang harus dicapai guna menuju masa depan yang gilang gemilang dan cerah ceria. Namun adakalanya, ketika kita sedang menuju kearah pencapaian cita-cita tidak sedikit godaan yang membuat kita menjadi goyah pendirian.

Saya ambil contoh kasus kita yang saat ini sedang menempuh dunia akademisi; pertama karena memang pada masa dan usia inilah ghirah itu begitu menggelora dan yang kedua adalah memang inilah yang terjadi pada teman-teman saya.

Ketika dulu kita berangkat dari 'rumah' menuju ke 'kampus' dalam benak kita pasti tertanam keinginan untuk dapat menyelesaikan bangku kuliah tepat waktu dengan hasil yang memuaskan. Namun, ternyata dunia kampus dan kehidupannya memberikan kita sentuhan warna yang berbeda dari apa yang kita bayangkan. Kita mulai dikenalkan kepada yang namanya idealisme, kemandirian dan tanggungjawab. Dari situlah mulai timbul derajat-derajat penyimpangan atas cita-cita semula. Dan menikah adalah salah satu darinya.

Kebanyakan teman-teman saya mengatakan ingin segera menikah karena keinginan mereka untuk menjaga diri. Salut untuk niatan mereka. Namun saya sampaikan juga kepada mereka, apa itu benar? Apakah hanya faktor itu?

Inilah beberapa masukan yang saya berikan kepada teman-teman atas rencana mereka;
1. NIAT
"Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung kepada niatnya". Demikian bunyi hadits pertama dalam kitab 'Arbain An-Nawawi. Kenapa niat? Niat adalah asas, pondasi. Ia juga merupakan syarat bagi sempurnanya sebuah amal ibadah. Menikah adalah ibadah. Ia merupakan sebuah bentuk ikatan yang suci dan tentu saja ada konsekuensi yang mengiringi keindahannya. Jangan sampai kita melacurkan diri hanya karena mengikuti trend, termakan idealisme apalagi ego. Sekali lagi menikah adalah sebuah amanah. Niat itu harus datang dari dalam hati kita masing-masing, bukan dari hasil contekan.

2. KESIAPAN DIRI
Setelah kita mengucap 'Bismillah…', selanjutnya kita ukur kesiapan diri. Bukan hanya dari segi materi (ingat…kita masih mahasiswa) tetapi juga mental. Coba tanya pada hati nurani kita; apakah kita memang sudah siap untuk semua ini? Apakah kita siap mengemban amanah ini? Apakah kita siap dan sanggup menerima semua resiko? Tanya dengan sejujur-jujurnya!. Menikah bukan hanya untuk 1 atau 2 tahun, tapi selamanya (InsyAllah). Jangan sampai suatu saat nanti setelah mengarungi bahtera rumah tangga muncul pikiran dalam benak kita "SEANDAINYA SAJA..?". Ketika kita sudah berazam atas sesuatu, maka wajib bagi kita untuk bertawakal. Pernyataan "Seandainya..?" akan membuka pintu bagi setan. Naudzubillah min dzalik…

3. JANGAN IRI DENGAN APA YANG TERJADI PADA ORANG LAIN
Jodoh, rejeki dan umur manusia sudah Allah tetapkan ketika ia masih berupa janin. Dan itu berlaku untuk seumur hidup. Mungkin banyak dari kita yang berpikiran atau mengatakan: "si Fulan setelah menikah IP-nya bagus.." atau "Setelah walimah usaha Akh Fulan tambah maju aja." Kita jangan tergiur oleh fenomena ini. Menikah bukanlah faktor dominan atasnya. Apa yang terjadi pada orang lain belum tentu berlaku juga bagi kita. Karena Allah telah menakar segala sesuatunya bagi setiap makhluk-Nya.

Tiga poin itulah yang ingin saya sampaikan kepada teman-teman semua. Ini bukan untuk mengendurkan ghirah suci Antum semua. Hanya sekedar bahan untuk memantapkan niatan suci kalian. Agar kita semakin mantap dalam menapaki hidup dan kehidupan nantinya.

Wallahu'alam bishshawaab…

Senin, 23 November 2009

Lebih Cepat Lebih Baik...!

Mengawali Pemilu Presiden 2009 ini ada isu penting yg diusung pasangan capres-cawapres, yakni isu ekonomi. Dalam visi-misi pasangan capres-cawapres terlihat jelas masalah ekonomi mendapat porsi khusus.

pasangan Megawati-Prabowo sepakat utk membangun ekonomi kerakyatan. Namun kt pun tdk mgkn lupa, pada masa kepemimpinan Megawati pula, aset2 negara byk dijual. Prabowo yg berjanji membangun ekonomi kerakyatan,pro-rakyat... Janji itu juga masih terlihat sekadar janji kosong, krn dg masih masuknya campur tangan asing..dan masih akan bs menyetir perekonomian negeri ini.

Pasangan SBY-Boediono.. Yg sering kt dengar bermoto LANJUTKAN..
hanya akan mjd blunder bagi mereka sendiri,,mengapa begitu? Sepanjang pemerintahan SBY dlm 5 tahun ini utang luar negeri Indonesia bertambah rata2 Rp.80 Triliun pertahun. Artinya, hanya dlm 5 tahun utang Indonesia bertambah kurang lebih 400 Triliun. Angka ini mengalahkan utang pd era Orde Baru, yakni Rp.600 Triliun dlm jangka 32 tahun (Banjarmasinpost, 15/6/2009)

Boediono ketika menjabat sbg Menkeu, Tahun 2001-2004.. Keluarlah kebijakan privatisasi dan divestasi yg ugal-ugalan. Byk aset strategis yg dilego: Indosat, BCA, dll.

Pasangan Jusuf Kalla-Wiranto berkomitmen membangun ekonomi kerakyatan. Di depan Kadin Indonesia, JK berjanji akan mewujudkan ekonomi mandiri, dlm pengertian ekonomi yg memberdayakan seluruh kekuatan bangsa, terlepas dari ketergantungan asing.. JK juga menyebutkan "jangan ada orang asing dlm pembangunan negeri kita"

Moto pasangan JK-WIN yaitu Lebih Cepat Lebih Baik... Ini menggambarkan sebuah penyelenggaraan pemerintahan yg baik yaitu sederhana dalam sistem/aturan, kecepatan menyelesaikan aktivitas dan profesionalisme pelaksanaannya.

Pemberdayaan usaha lokal jg diwujudkan JK dlm bentuk membantu pengrajin sepatu lokal membuat sepatu Bermerk "JK Collection"

Pemimpin yg baik bkn hanya yg mampu memimpin rakyatnya..? Tp ia jg harus mampu memimpin&mendidik keluarganya, sesuai tuntunan Islam. Dan ini dpt kt lihat dr bagaimana mereka mendidik istrinya

SAATNYA KITA MEMILIH PEMIMPIN DENGAN BIJAK..

INGAT NASIB KITA 5 TAHUN AKAN BERGANTUNG DARI PILIHAN KITA